Laporan Warga Mengenai Vaksinasi COVID-19: Informasi Mengenai Vaksinasi Perlu Ditingkatkan

SIARAN PERS

Laporan Warga Mengenai Vaksinasi COVID-19: Informasi Mengenai Vaksinasi Perlu Ditingkatkan

 

JAKARTA, 4 Juni 2021 Berdasarkan hasil umpan balik chatbot LaporCovid-19 didapat bahwa sebagian pelapor menilai informasi mengenai vaksinasi COVID-19 tidak seluruhnya dapat ditangkap oleh warga. Akibatnya masih adanya warga yang enggan atau merasa takut divaksin. Oleh karena itu warga merekomendasikan pemerintah untuk memperkuat sosialisasi dan informasi mengenai vaksinasi COVID- 19. Inisiasi umpan balik pelaksanaan vaksinasi ini merupakan kerjasama Wahana Visi Indonesia (WVI) dan LaporCovid-19 untuk memetakan suara warga sehingga diketahui permasalahan yang terjadi dan dapat menjadi masukan untuk perbaikan.

Data ini didapat selama 20 hari mulai 6-26 April 2021 melalui chatbot LaporCovid-19 pada aplikasi Whatsapp dan Telegram. Sebanyak 185 pelapor menyampaikan pengamatan dan persepsi mereka tentang pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Sebagian besar pelapor (66,5%) berada di wilayah urban dan sisanya di wilayah rural. Sedangkan usia pelapor beragam, mulai dari usia anak hingga lansia. Pelapor rural dan urban memberi penilaian berbeda atas pelaksanaan vaksinasi. Sebanyak 45% umpan balik rural memberi nilai buruk. Sedangkan urban sebanyak 20%. Beberapa pelapor melaporkan situasi saat vaksinasi, seperti antrean panjang, ketidakjelasan saat wawancara kesehatan, kemudian penyimpanan kemasan secara sembarangan.

Dari hasil umpan balik, didapat bahwa pelapor urban mengetahui informasi dasar rencana vaksinasi lebih baik dibandingkan pelapor rural. Sebanyak 20% pelapor urban dan rural memiliki pengetahuan utuh/dasar tentang kapan dirinya mendapat vaksinasi, siapa saja kelompok yang mendapat prioritas vaksinasi, bagaimana proses pendaftaran, dan bahwa vaksinasi adalah gratis. Dari hasil pengamatan pelapor, hanya 8 orang (4,3%) yang mengetahui bahwa 3 kelompok prioritas vaksinasi di daerahnya (Petugas Publik, Tenaga Kesehatan, dan Lansia) sudah divaksin.

Berdasar pada data pengamatan warga, terdapat indikasi bahwa pelaksanaan vaksin di berbagai daerah (rural dan urban) belum seluruhnya menjangkau kelompok yang sudah ditetapkan sebagai penerima vaksin yang diprioritaskan. Berdasarkan hasil pengamatan pelapor, ditemukan pula empat besaran keluhan/masalah yang pelapor sampaikan terkait pelaksanaan vaksinasi. Pertama, terkait informasi pelaksanaan vaksinasi yang tidak jelas; kedua, keluhan atas proses saat vaksinasi. Ketiga, masalah prioritas vaksinasi. Keempat, takut atau enggan vaksinasi. Dari keempat masalah yang ditemukan, baik pelapor urban maupun rural sama-sama mengeluhkan bahwa masalah sosialisasi dan pelaksanaan vaksinasi adalah dua masalah besar yang terjadi baik di wilayah urban dan rural.

Untuk itu, sebanyak 40,3% dari pelapor rural dan 28,4% dari pelapor urban memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk memperkuat sosialisasi dan penyampaian informasi vaksinasi COVID-19.

Selain itu, berdasarkan hasil temuan asesmen umpan balik warga tentang pelaksanaan vaksinasi COVID-19, pemerintah perlu memprioritaskan ketersediaan anggaran untuk memastikan kebutuhan vaksin tercukupi. Pelaksanaan vaksinasi juga perlu dilakukan secara transparan, dan harus terus dimonitor dan dievaluasi. Didaerah, Pemda juga perlu menyusun strategi komunikasi yang mempertimbangkan keragaman kebutuhan informasi bagi masyarakat dan proaktif melakukan pendataan serta pendaftaran vaksin. Di samping itu, masyarakat juga perlu secara proaktif mencari informasi terkait vaksin, dan tetap disiplin menjalankan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, membatasi mobilisasi).

“Untuk memastikan bahwa program vaksinasi COVID-19 yang sedang berjalan dilaksanakan secara efektif dan tepat sasaran, kami (WVI dan LaporCovid-19) meyakini bahwa proses umpan balik dari warga, atau akuntabilitas sosial itu, berperan penting dalam penanganan bencana COVID-19. Suara warga akan membantu pemerintah mengidentifikasi permasalahan di lapangan dan kemudian melakukan perbaikan, sehingga implementasi kebijakan vaksinasi berjalan baik dan akuntabel,” tutur Manajer Advokasi WVI, Junito Drias.

Program vaksinasi menjadi sama pentingnya dengan peningkatan kapasitas testing dan tracing sebagai upaya pemulihan negeri ini dari pandemi COVID-19. Agar seluruh warga Indonesia dapat kembali beraktivitas penuh, termasuk situasi di mana anak-anak bisa bermain dan mengikuti kegiatan belajar-mengajar secara utuh.

Amanda Tan, relawan LaporCovid-19 menyampaikan inisiasi umpan balik suara warga tentang pelaksanaan vaksinasi COVID-19 ini dilakukan untuk menyampaikan suara warga tentang pelaksanaan vaksinasi COVID-19, dan mendorong kebijakan pemerintah dan implementasinya lebih baik dalam hal pelaksanaan vaksinasi COVID-19.

“Hasil umpan balik ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai pengetahuan warga atas program vaksinasi, pengamatan warga atas rencana dan pelaksanaan vaksinasi, sentimen/ kecenderungan masyarakat atas program vaksinasi berdasarkan pengamatan hingga rekomendasi warga atas program vaksinasi. Pemetaan ini diharapkan menjadi alat advokasi untuk mendorong implementasi kebijakan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang lebih baik, sehingga akhirnya membantu pemerintah mencapai target vaksinasi sesuai dengan prioritas berdasarkan rekomendasi SAGE WHO ,” kata Amanda.

Laporan lengkap mengenai hasil umpan balik warga dapat diunduh di www.laporcovid19.org.

—————————————————————————————————————————

Tentang LaporCovid-19

LaporCovid-19 adalah wadah (platform) sesama warga untuk berbagi informasi mengenai angka kejadian terkait COVID-19 di sekitar kita. Pendekatan bottom-up melalui citizen reporting atau crowdsourcing agar setiap warga bisa ikut menyampaikan informasi seputar kasus terkait COVID-19. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: Website: www.laporcovid19.org , IG: @laporcovid19, Twitter: @laporcovid, FB: Koalisi Warga LaporCovid-19

Atau hubungi:
Amanda Tan, relawan LaporCovid-19
M. +62 858 6604 4058
Email: amanda@laporcovid19.org

 

Tentang Wahana Visi Indonesia

Wahana Visi Indonesia adalah organisasi kemanusiaan Kristen yang hadir melayani dan berkolaborasi dalam pemberdayaan anak, keluarga dan masyarakat yang paling rentan melalui pendekatan pengembangan masyarakat, advokasi dan tanggap bencana untuk membawa perubahan yang berkesinambungan tanpa membedakan agama, ras, suku, dan gender. Sejak tahun 1998, Yayasan Wahana Visi Indonesia telah menjalankan program pengembangan masyarakat yang berfokus pada anak. Ratusan ribu anak di Indonesia telah merasakan manfaat program pendampingan WVI. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: Website : https://www.wahanavisi.org/ IG : @wahanavisi_id FB: Wahana Visi Indonesia

Atau hubungi:
Amanda Nugrahanti, Media Relation Executive
Tel. +62 21 2977 0123 ext. 3304/M. +62 811 274 9344
Email:
amanda_nugrahanti@wvi.or.id

 

Siaran Pers ini dapat diunduh melalui tautan berikut.
Pointer presentasi dapat diunduh melalui tautan berikut.