Situasi pandemi di Indonesia tampak memasuki babak baru dengan makin terkendalinya sejumlah parameter epidemiologis. Sayangnya, masih ada banyak catatan kritis terkait keseriusan pemerintah, terlebih dalam upaya penguatan testing, tracing, dan treatment, serta vaksinasi.
Narasi yang berkembang dari situasi saat ini berdampak pada makin abainya masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, khususnya menghindari kerumunan dan memakai masker. Hal tersebut makin diperparah dengan munculnya banyak narasi transisi ke endemi yang mengaburkan persepsi publik terkait krisis kesehatan saat ini.
Citra perbaikan parameter epidemiologis yang muncul tidak bisa diakui secara langsung. Ada sejumlah pertimbangan, salah satunya adalah masih bertambahnya kasus harian di atas seratus orang, meskipun secara tren menunjukkan penurunan.
Berdasarkan data Satgas Covid-19, tren penambahan kasus harian menunjukkan penurunan cukup drastis sebesar 9 kali lipat sejak awal April 2022 lalu. Kondisi ini harus terus dijaga dengan kewaspadaan melalui berbagailangkah pencegahan. Tidak hanya angka kasus baru harian dan jumlah kasus aktif yang terus mengalami tren penurunan, umlah kematian bulanan periode April-Mei 2022 turun hampir 90 persen. Meskipun begitu, masih cukup disayangkan jumlah kematian COVID-19 masih tetap terus ada dan belum mencapai titik nol.
Situasipandemi COVID-19 saat ini yang relatif lebih kondusifseharusnya bisa menjadi momen untuk perbaikan sistem ataupun pelayanan, seperti pendataan atau pencatatan jumlah kematian terkait COVID-19. Selisih angka kematian masih terus ada di berbagai wilayah, sebagai mana yang sudah rutin diulas oleh tim LaporCovid-19 pada siaran pers sebelumnya.
Belum lagi tenaga kesehatan yang telah gugur belum terdata dengan baik. Selain itu, pemerintah seharusnya juga perlu mulai menyelidiki jumlah kematian yang lebih akurat selama pandemi COVID-19, termasuk di dalamnya jumlah kematian yang terjadi di luar fasilitas kesehatanpada saat gelombang kedua pandemi setahun silam. Pengukuran jumlah kematian lebih lanjut ini menjadi penting sebagaimana mengingat rilis temuan prediksi jumlah kematian COVID-19 di dunia termasuk di dalamnya adalah Indonesia.
Laporan terbaru? WHO pada awal bulan Mei 2022 menunjukkan jumlah kelebihan kematian (excess deaths) terkait COVID-19 di Indonesia selama 2020 hingga Desember 2021 diprediksikan 8 kali lipat dari jumlah kematian yang dipublikasikan. Artinya, terdapat sekitar 1 juta kematian terkait COVID-19. Perbedaan signifikan antara? data yang secara resmi dipublikasikan oleh pemerintah dengan temuan WHO ini menunjukkan lemahnya pendataan kematian. Hal itusekaligus menunjukkan lemahnya sistem surveilans pengendalian pandemi di Indonesia. Karenanya, temuan WHO ini perlu dijadikan pelajaran untuk perbaikan data surveilans pandemi ke depan.
Kematian yang terjadi selama pandemi dialami oleh semua kelompok usia dan jenis kelamin. Data kelebihan kematian yang dirilis WHO turut menggambarkan gentingnya situasi pandemi secara umum. Wabah penyakit tidak akan memilih siapa korbannya, karena setiap individu memiliki risiko untuk terinfeksi atau mengalami perburukan gejala dan kematian.
Grafik kematian berlebih di Indonesia berdasarkan usia dan gender pada tahun 2020
Grafik kematian berlebih di Indonesia berdasarkan usia dan gender pada tahun 2021
Refrensi
Said Fariz Hibban (LaporCovid19) – 6281527440489